Halo moms dan pembaca semua, saya mau bahas mengenai malnutrisi, nih. Lagi-lagi jadi pembahasan yang sangat menarik karena berkaitan erat dengan kesehatan dan tumbuh kembang anak.
Mungkin selama ini kita sudah cukup familiar dengan kata malnutrisi, yah. Berdasarkan WHO malnutrisi bisa ini terjadi akibat dari kekurangan, kelebihan atau ketidak seimbangan energi dan nutrisi dalam tubuh yang merupakan kondisi berbahaya. Umumnya, gejala yang sering terjadi adalah sering merasa kelelahan, mudah sakit, pusing, penurunan berat badan bahkan malnutrisi ini pun terjadi pada obesitas .
Pemerintah sendiri menargetkan status malnutrisi di tahun 2024 18% sedangkan di tahun 2023 masih 21,5%. Sehingga dibutuhkan adanya kesadaran dalam pencegahan dan penanganan nutrisi yang sangat serius. Artinya memang masih jadi PR buat kita semua.
Data ini saya ketahui saat mengikuti Media dan Blogger Workshop Malnutrition Awareness Week yang mengusung tema "Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini" yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA) dan Nutricia Sarihusada.
Acara yang dilangusungkan pada 17 september 2024 kemarin, menghadirkan beberapa pembicara, Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) – Presiden Indonesian Nutrition Association (INA), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB –Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH – Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sari Husada.
Bersama Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA) telah berusaha dan berpartisipasi memerangi malnutrisi dengan melakukan berbagai kegiatan dengan menjadi salah satu duta kegiatan Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) pada tanggal 16 - 20 September yang diselenggarakan oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) sejak 2017.
Dengan mengusung tema ‘Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini’, Pekan Sadar Malnutrisi didukung oleh Nutricia Sarihusada serta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sebagai salah satu pelopor pendidikan kesehatan di Indonesia memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak dan pencegahan malnutrisi di Indonesia melalui asupan gizi seimbang sedari dini untuk mewujudkan Indonesia sehat.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH selaku Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada mengajak kita semua nih untuk dapat ikut serta berkolaborasi menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi di masyarakat. Dr. Ray juga menyebutkan bahwa Nutricia Sarihusada sudah berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pencegahan malnutrisi melalui berbagai produk nutrisi, riset dan inisiatif kegiatan sosial.
Di acara tersebut saya juga makin melek soal gizi hingga stunting. Jadi, nih, saat seseorang mengalami kekurangan gizi atau malnutrisi maka tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi, sehingga bisa menyebabkan wasting (berat badan rendah menurut tinggi badan), stunting (tinggi badan rendah menurut umur), dan
kekurangan berat badan (berat badan rendah menurut umur). Sehingga banyak efek pada kehidupan sehari-hari yang berpengaruh , Malnutrisi dapat memengaruhi penurunan kekebalan tubuh , perkembangan kognitif anak, sehingga dapat berdampak pada kemampuan belajar dan perkembangan intelektualnya. Malnutrisi pada anak dapat meningkatkan risiko mengalami penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas di masa dewasa.
Malnutrisi menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Di sini lah awal dari malnutrisi, artinya memang harus dicegah dari seorang ibu yang sehat yang memiliki nutrisi dan gizi yang baik sehingga pengaruh baik nutrisinya berdampak baik pula pada anak.
Menurut laporan SKI dinyatakan bahwa angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari sebelumnya, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara yang malnutrisinya tertinggi di Asia Tenggara.
Fakta ini cukup mengejutkan dan bikin saya saya khawatir. Termasuk jadi lebih membuka mata bahwa pemenuhan gizi, khususnya buat anak-anak nggak boleh disepelekan.
Untuk mewujudkan Indonesia sehat ini maka penyuluhan dan beragam kegiatan salah satunya di posyandu yang lebih aktif dan sering dilakukan di masyarakat menjadi salah satu perantara penting pada ibu agar lebih mendapatkan ilmu atau pegangan mengenai gizi sehat sehari-hari untuk keluarga.
Maka dikenalkanlah buku KMS (Kartu Menuju Sehat) yang dapat membantu mendeteksi gangguan pertumbuhan pada anak, termasuk malnutrisi, sehingga dapat dicegah atau diatasi.
KMS ini berisi catatan perkembangan berat, tinggi, dan hal-hal lain yang bertujuan untuk memantau kesehatan anak. Pencatatan yang dilakukan di KMS ini bisa digunakan untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan, seperti gizi kurang, gizi lebih, hingga obesitas.
Dengan adanya KMS mempermudah memantau perkembangan anak secara berkala, orang tua dapat mengetahui perubahan pada anak, seperti penurunan berat badan sedikit demi sedikit setiap bulan.
Perubahan yang ada sedikit pun bisa berarti bila terjadi dalam waktu yang lama, sehingga perlu diperbaiki dari pola makan atau asupan gizi anak. Jika hasil pengukuran menunjukkan adanya indikasi masalah pertumbuhan, maka penanganan bisa dilakukan lebih cepat, sehingga komplikasi pun bisa dihindari.
Dalam buku KMS ini juga berisi berbagai menu makanan sehat yang bergizi untuk menjadi pegangan para ibu ketika membuat makanan sehat untuk keluarga.
Buku KMS ini sangat membantu untuk para ibu menyiapkan menu sehat.
Tapi Moms malnutrisi ini dapat dicegah dengan berbagai cara, di antaranya yaitu :
Memastikan asupan nutrisi yang cukup: Konsumsi makanan yang bergizi seimbang dan mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
Memilih makanan yang tepat: Konsumsi berbagai jenis makanan yang bernutrisi.
Memenuhi kebutuhan air putih: Minum air putih sesuai kebutuhan.
Mengurangi stres: Kelola stres dengan baik untuk menghindari malnutrisi akibat gangguan kesehatan mental.
Melakukan aktivitas fisik: Olahraga ringan secara teratur dapat merangsang nafsu makan dan memperkuat massa tulang dan otot.
Edukasi gizi: Edukasi tentang gizi kepada populasi yang berisiko kekurangan gizi.
Untuk anak-anak, beberapa cara mencegah malnutrisi di antaranya:
• Memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan.
• Memberikan makanan pendamping setelah usia 6 bulan yang mengandung berbagai nutrisi penting.
• Memberikan suplemen yang sesuai dengan anjuran dokter.
• Memenuhi asupan yodium.
Setidaknya lewat acara ini, saya diingatkan kembali kalau pemenuhan gizi untuk keluarga khususnya anak-anak memang perlu dilakukan sejak dini dan dimulai dari rumah. Setidaknya dari sini kita juga bisa ikut berkontribusi memutus mata rantai malnutrisi ini. Yuk, ah, sama-sama ikut terlibat. Bukankah kita semua ingin anak-anak bisa tumbuh optimal sehingga anak kita juga bisa menjadi bagian dari generasi emas di masa yang akan datang?
Makasih banyak infonyaa bikin aku tambah pengetahuan lagi untuk menjaga anak
BalasHapusSama2
HapusMalnutrisi ternyata juga bisa memicu penyakit kronis yaa aku kira cuma bikin anak terlihat kurus aja
BalasHapusBetul sis
Hapus